Mengidentifikasi Metafora, Metanimi dan mitos pada Jurnal “ANALISIS SEMIOTIKA DALAM SERIAL ANIME JUNJI ITO MANIAC: JAPANESE TALES OF THE MACABRE”

 

Metafora

Dalam menyampaikan sebuah pesan melalui tanda, dibutuhkan ketepatan dalam bagaimana tanda tersebut mewakili atau merepresentasikan hal yang dimaksudkan. Jika tanda terlalu jauh dari hal yang akan direpresentasikannya, maka bisa terjadi kesalahpahaman. Penggunaan metafora dalam menentukan suatu tanda dari suatu hal, bisa digunakan untuk membuat suatu tanda yang kreatif dan berbeda dari biasanya. Metafora adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu hal dalam bentuk hal lainnya yang memiliki keterkaitan persepsi. Yanow (seperti dikutip Ritchie, 2013) mengatakan bahwa metafora adalah the juxtaposition of two superficially unlike elements in a single context, where the separately understood meaning of both interact to create a new perception of each and especially of the focus of the metaphor, yang berarti metafora adalah penyamaan antara dua elemen yang berbeda menjadi satu konteks dimana makna dari kedua elemen tersebut disatukan untuk membuat suatu persepsi.


 Pada jurnal tersebut memiliki dua metafora di kedua scene yang berbeda, yaitu:

• Scene 12 memiliki dialog “Apa kau tadi memanggilku monster?”

Kata “monster” dalam kalimat di atas mengacu pada makna makhluk yang bentuk atau rupanya sangat menyimpang dari yang biasa atau bisa juga makhluk yang berukuran raksasa. Dalam kebanyakan cerita, monster digambarkan sebagai makhluk yang jahat. Pemahaman makna kalimat ini sebagai makna metaforis, karena tidak mungkin seorang manusia adalah monster. Monster pada dialog tersebut bermakna bahwa Tomie sang karakter terlihat menyeramkan tidak seperti dirinya semula.

• Scene 14 memiliki dialog “Cepat singkirkan pertumbuhan ini, lalu bakar”

Metafora pada dialog tersebut diibaratkan bahwa Tomie sang karakter utama menginginkan sebuah kematian dengan cara memotong bagian kepalanya yang lain kemudian membakarnya.


Metanimi

Kata metanimi berasal dari Bahasa Yunani yaitu ‘meta’ yang berarti perubahan dan ‘anoma’ yang berarti nama. Metonimia disebut oleh Keraf (1992:142) sebagai bagian dari sinekdoke. Sinekdoke dibagi menjadi dua yaitu pars pro toto: pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek, dan totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian. 

Metanimi dapat di temukan dalam kehidupan sehari hari, di ibaratkan kata yang di lebih lebihkan yang mewakili dari suatu kata. Metanimi dikaitkan dengan objek peneilitian jurnal yaitu Anime Junji Ito Maniac: Japanese Tales of the Macabre Episode 9 Tomie: Photo. Diantaranya : 


• Dalam dialog di scene pertama dalam jurnal yaitu “ya, aku sukaa, bagus sekali” merupakan sebuah kata ganti bagi sebuah objek yang di lihat yaitu sebuah foto yang mewakili penglihatan dan perasaan yang dirasa dari sebuah foto wajah pria tampan dalam anime tersebut sekaligus pujian terhadap objek yang dilihat. 

• Lalu ada pula dialog “ ini hari keberuntunganku. Koleksi yamzaki ku bertambah” yaitu mewakili perasaan yang di rasa berkat foto yamazaki.

• Di scene 5 dalam jurnal terdapat dialog “taichi, geledah tas izumisawa” yang merupakan kata ganti dari ‘periksa tas izumisawa’ yang dibuat untuk lebih mempertegas kalimat atau suruhan dalam scene tersebut. 

• Selanjutnya dalam scene 6 dengan dialog “kau boleh memotretku sebanyak mungkin” mewakili keinginan tomie yang ingin di potret namun memiliki tujuan lain yang Terlihat dalam kata “sebanyak mungkin”.

• Di scene 10 dengan dialog “bukankah kau diskors?” dengan mewakili kata ganti yang dilebihkan dari pemberhentian sementara anak dari sekolah yang berutujuan untuk hukuman. 

• Dan terakhir ada dialog di scene 13 yaitu “berhenti aku tak tahan” yang mewakili perasaan tomie yang kesal tak tertahankan dan frustasi dengan hal yang dialami nya.


Itulah beberapa metanimi yang dapat di ambil dari objek penelitian yaitu Anime Junji Ito Maniac: Japanese Tales of the Macabre Episode 9 Tomie: Photo.


Mitos

Dilihat dari keseluruhan scene, sikap dari Izumisawa merupakan sifat yang tidak sebaiknya dicontoh. Tidak hanya memotret orang lain secara diam-diam, tetapi juga kita sebagai manusia tidak mencontoh sifat liciknya yang menambahkan harga tinggi hanya untuk foto saja. Seseorang akan bersikap tamak jika sudah terbutakan oleh harta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS SEMIOTIKA DALAM SERIAL ANIME JUNJI ITO MANIAC: JAPANESE TALES OF THE MACABRE

Mengarungi mitos dari sebuah karya seni berupa lagu.